Here is the rewritten content in Indonesian and saved with HTML tags:
Jakarta, – Menteri Kesehatan (Menkes RI), Budi Gunadi Sadikin menyebut bahwa penyakit cacar monyet atau mpox jenis terbaru yang muncul di Republik Demokratik Kongo berpeluang kecil untuk muncul di Indonesia.
Budi mengatakan, cacar monyet jenis terbaru yang muncul di Republik Demokratik Kongo dan disebut berpotensi menjadi pandemi oleh para ahli sulit untuk menyebar ke Indonesia. Hal itu dipastikan Budi jika mengacu dengan cara penularan.
“Di Kongo sebenarnya sudah agak lama. Itu, tuh, sudah sebulan atau dua bulan yang lalu, ya. Kecil, sih kans-nya untuk menyebar ke kita (Indonesia),” jelas Budi usai rapat kerja (raker) dengan Komisi IX DPR RI di Jakarta, Senin (8/7/2024).
“Penularannya itu, kan, harus bersentuhan fisik,” imbuh Budi saat ditanya alasan cacar monyet jenis terbaru sulit menyebar ke Indonesia.
Sebelumnya, beberapa waktu belakangan ini kasus cacar monyet di Republik Demokratik Kongo telah mencapai tingkat kritis. Tingkat kritis terjadi karena virus baru yang mematikan ini mampu menyebar tanpa kontak seksual dan tak terdeteksi tes diagnostik. Dilaporkan, saat ini jumlah kasusnya telah mencapai rekor tertinggi dan vaksin tidak dapat diakses secara luas.
Melansir dari Euronews, pada 2024 ini sebanyak delapan negara di Afrika telah melaporkan sekitar 9.600 kasus diduga cacar monyet dan lebih dari 400 kasus meninggal. Anak-anak di bawah 15 tahun disebut menjadi penyebab sebagian besar infeksi dan kematian baru pada 2024 ini.
Sejauh ini, hampir seluruh kasus terjadi di Republik Demokratik Kongo. Namun, para pejabat kesehatan menyebut bahwa jenis virus baru ini mungkin sudah menyebar ke luar negeri dan keseluruhan kasus kemungkinan besar tidak dilaporkan karena pengujian dan pengawasan yang tidak tepat.
Tanpa langkah-langkah mitigasi, penyakit cacar monyet dapat menyebabkan lebih banyak penyakit, kematian, dan menyebar ke luar Afrika Tengah.
Pada 2022 lalu, penyakit cacar monyet sempat menjadi krisis global, yakni saat kasusnya merebak di kalangan lelaki seks dengan lelaki (LSL) serta biseksual di Eropa dan Amerika Utara.
Strain penyebab wabah global pada 2022 adalah Clade II yang sering ditemukan di Afrika Barat. Clade II diklaim tidak mematikan, seperti Clade I yang umum terjadi di Kongo dan memiliki tingkat kematian sekitar 10 persen.
Adapun, jenis penyakit cacar monyet terbaru ini merupakan cabang dari Clade I yang pertama kali muncul pada tahun lalu di kalangan penambang dan pekerja seks di kota Kamituga di Kongo timur.
Menurut pimpinan teknis dan manajer darurat penyakit cacar monyet dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dr. Rosamund Lewis, beberapa waktu belakangan ini jenis virus baru cacar monyet telah ditemukan di kamp-kamp pengungsi internal. Tidak hanya melalui hubungan seks, penyakit dari virus baru ini menyebar melalui kontak pribadi yang dekat.
Dengan demikian, penyakit cacar monyet jenis baru ini mampu mempengaruhi kelompok orang yang lebih luas sehingga lebih sulit untuk dilacak dan dicegah penyebarannya. Bahkan, para peneliti menyebut jenis baru ini berpotensi menjadi pandemi
“Jika wabah ini tidak segera dikendalikan, hal ini pasti dapat menimbulkan risiko bagi seluruh dunia,” penasihat senior direktur jenderal Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika, Nicaise Ndembi.
Next Article
10 Pekerjaan Gak Perlu Ngantor dengan Gaji ‘Selangit’, Berminat?